KOINTAS adalah sebuah prototipe alat ini dapat sangat berguna bagi penjual di kantin, mulai dari ketepatan koin yang dibayarkan dan jumlah koin yang telah didapat selama penjualan. Hal ini juga memudah penukaran koin yang dilakukan pihak kantin kepada penjual koin guna mencairkan uang tunai. Biasanya pihak kantin menukarkan koin smansa dengan jumlah yang sangat besar, melalui alat ini penjual tak perlu menghitung satu persatu koin yang ingin ditukarkan menjadi uang tunai. Produk ini dapat direalisasikan dengan menggunakan beberapa alat seperti LCD 16'2, Module 12C TWI 1602 LCD, Arduino, Infrared sensor module. Disini sensor yang digunakan ditempatkan untuk merasakan koin smansa yang masuk. Cara kerja mesin ini dimulai melalui sensor IR, Sensor IR mendapatkan penetrasi oleh gerakan poros motor, sinyal di transfer dari modul IR Sensor ke Arduino. Sinyal ini diproses di Arduino sesuai dengan kode yang dimuat di dalamnya, kemudian Arduino mentransfer sinyal ke Layar LCD untuk menampilkan belokan. Mesin yang dihasilkan tidak hanya berfungsi sebagai mesin transaksi saja, tetapi juga dapat menciptakan peluang bisnis berkelanjutan, Dengan melibatkan masyarakat dan berbagai pihak.
PENA'KE adalah sebuah prototipe inovatif berupa sistem penyiram tanaman otomatis berbasis kelembaban, dirancang untuk mengatasi masalah keefektifan dan efisiensi dalam menjaga kadar air tanah yang optimal. Sistem ini bekerja dengan mendeteksi tingkat kelembaban tanah menggunakan sensor, kemudian hasil pembacaan tersebut akan mengaktifkan pompa air untuk menyiram tanaman secara otomatis. Komponen utama yang digunakan dalam prototipe ini meliputi Arduino Uno R3 sebagai mikrokontroler yang menjadi "otak" dari sistem, Relay Module 1 Channel untuk mengendalikan pompa, Soil Moisture Sensor untuk mendeteksi kelembaban tanah secara akurat, serta LCD 16x2 dengan I2C Interface untuk menampilkan informasi status kelembaban atau proses penyiraman yang sedang berlangsung, memudahkan pemantauan oleh pengguna. Selain itu, digunakan pula breadboard sebagai media prototipe sirkuit, kabel jumper untuk koneksi antar komponen, pompa air sebagai aktuator penyiraman, baterai 9V sebagai sumber daya portabel, dan konektor baterai 9V. Meskipun menghadapi beberapa tantangan dalam pengembangannya, seperti keterbatasan dana untuk pengadaan komponen dan kompleksitas dalam membuat program (coding) yang efisien, prototipe ini menunjukkan langkah maju dalam solusi perawatan tanaman yang cerdas dan efisien, berpotensi mengurangi pemborosan air dan memastikan tanaman mendapatkan hidrasi yang tepat.
SETOL (Setor Botol) adalah sebuah prototipe alat pembuangan sampah botol plastik yang berfungsi layaknya vending machine terbalik, dirancang untuk meningkatkan kesadaran siswa-siswi SMA N 1 Pekalongan dalam membuang sampah botol plastik dan mendukung program Adiwiyata Mandiri sekolah. Ketika botol plastik dimasukkan, sistem dilengkapi sensor akan menyeleksi jenis sampah, dan jika sesuai, pengguna akan mendapatkan reward sebagai insentif. Untuk mewujudkan alat ini, komponen yang kemungkinan dibutuhkan meliputi mikrokontroler (seperti Arduino atau Raspberry Pi) sebagai otak sistem, berbagai sensor (warna, inframerah, ultrasonik, berat) untuk identifikasi dan validasi botol, motor servo atau solenoid untuk mekanisme pintu dan penggerak, layar LCD/OLED untuk antarmuka pengguna, serta modul dispenser atau komunikasi untuk pemberian reward, semuanya dirangkai pada breadboard atau PCB dengan kabel jumper dan didukung oleh power supply.
TOMAS (Tong Sampah Otomatis) merupakan sebuah sistem pengelolaan sampah inovatif yang dirancang untuk mengoptimalkan praktik pembuangan sampah dengan prinsip kebersihan dan efisiensi. Tujuan fundamental dari inisiatif ini adalah untuk memfasilitasi proses pembuangan limbah tanpa memerlukan interaksi fisik langsung, seperti sentuhan atau pijakan, sehingga secara signifikan mereduksi potensi transmisi patogen dan kontaminan. Konsepsi TOMAS bermula dari observasi terhadap anomali perilaku masyarakat yang cenderung menghindari pembuangan sampah pada fasilitas yang disediakan akibat resistansi terhadap kontak fisik dengan permukaan tong sampah konvensional, yang pada gilirannya mengakibatkan akumulasi limbah dan proliferasi agen infeksius. Implementasi fungsionalitas TOMAS didukung oleh integrasi komponen teknologi mutakhir. Sensor ultrasonik (HC-SR04) berfungsi sebagai unit deteksi primer, mengidentifikasi keberadaan objek di area operasional. Data yang dihimpun oleh sensor kemudian ditransmisikan kepada mikrokontroler Arduino Uno R3, yang berperan sebagai unit pemrosesan sentral. Arduino Uno R3 akan menginterpretasi sinyal dan mengaktivasi aktuator mikro servo SG90 untuk memanipulasi mekanisme penutup tong sampah secara otomatis, memungkinkan deposisi limbah. Setelah proses deposisi selesai, mikro servo akan menutup kembali penutup, menjaga integritas higienis dan mengisolasi bau. Konektivitas antarkomponen dijamin melalui penggunaan kabel jumper, memastikan sinkronisasi operasional yang optimal. Dampak multidimensional dari TOMAS mencakup peningkatan kesadaran higienis di kalangan publik melalui penyediaan fasilitas pembuangan sampah yang user-friendly. Lebih lanjut, reduksi kontak fisik secara langsung berkontribusi pada mitigasi risiko penyebaran penyakit menular. Terakhir, TOMAS mempromosikan aplikasi solusi teknologi dalam penyelesaian isu-isu lingkungan, merepresentasikan sebuah paradigma baru dalam manajemen limbah yang berkelanjutan dan berbasis inovasi.
Prototipe AC Adiwiyata (Boreas 1) merupakan sebuah solusi inovatif yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan umum di lingkungan sekolah, khususnya kondisi ruangan kelas yang seringkali kurang dingin dan mengakibatkan ketidaknyamanan dalam proses belajar mengajar. Produk ini dirancang dengan konsep ramah lingkungan dan keberlanjutan, sejalan dengan semangat program Adiwiyata yang mendorong kepedulian terhadap lingkungan. Uniknya, prototipe ini dibuat dengan memanfaatkan kaleng biskuit bekas sebagai komponen utama, yang kemudian diintegrasikan dengan kipas DC untuk menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik. Meskipun masih dalam tahap awal pengembangan, AC Adiwiyata (Boreas 1) ini menunjukkan potensi besar dalam memberikan kenyamanan termal dengan biaya yang relatif rendah dan dampak lingkungan yang minimal. Penggunaan kipas DC, meskipun efektif, tetap memerlukan perhatian terhadap efisiensi energi karena masih terhubung dengan sumber listrik. Oleh karena itu, pengembangan lebih lanjut mungkin akan fokus pada optimalisasi konsumsi daya agar benar-benar selaras dengan prinsip Adiwiyata yang menekankan konservasi sumber daya. Dengan demikian, proyek ini tidak hanya menawarkan solusi praktis untuk masalah suhu ruangan, tetapi juga menjadi contoh konkret dari upaya pemanfaatan kembali barang bekas dan edukasi lingkungan di kalangan siswa.